Slamet Riyadi: Menyulap Barang Bekas Lewat LUMINTU

0 comments

Slamet Riyadi
Nama Lumintu merupakan akronim dari Lumayan Itung-itung Nunggu Tutup Usia. Sesuai dengan namanya, produk Lumintu memang mayoritas dikerjakan oleh para lanjut usia.  Slamet Riyadi, sang pencetus Lumintu awalnya merasa prihatin dengan kondisi kampungnya di Tangerang, Banten, karena banyak bapak-bapak dan ibu-ibu lanjut usia yang tidak memiliki kesibukan. Berangkat dari situlah ia mencoba mendirikan pusat kerajinan tangan yang diberi nama Lumintu Recyle Art.
Perkenalan Slamet dengan limbah plastik terjadi usai terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat ia bekerja pada 1996. Berbekal keahlian seadanya, Slamet mengolah botol-botol plastik, aluminium foil dan limbah-limbah plastik lain untuk dijadikan aneka macam produk kerajinan. Dengan kreatifitasnya, beragam hiasan rumah tangga seperti dekorasi, bunga hias, pot bunga, tas hingga mainan diciptakan.
Perlahan Lumintu semakin dikenal luas lewat pameran nasional bahkan internasional, seperti di Shanghai dan Abudabi. Berkat pameran tersebut produk Lumintu mulai di ekspor ke 11 negara, di antaranya Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia, Kanada, dan Spanyol. Kini Slamet mulai menikmati hasil yang cukup mengiurkan. Dalam satu bulan dia berhasil mengantongi puluhan juta per bulan. Ia pun kerap diminta memberi pelatihan di sekolah bertaraf internasional. 
Slamet tak pernah memandang usia lanjut sebagai suatu halangan untuk berkarya. Lewat bendera Lumintu, ia berhasil memberdayakan para ibu berusia lanjut di sekitar tempat tinggalnya untuk menghasilkan produk kreatif bernilai tinggi dari limbah plastik. Dalam sistem pembayarannya, Slamet membagi dua secara adil hasil keuntungan.  Menurut Slamet ada kepuasan tersendiri ketika ia bisa mengajak para manula di sekitar tempat tinggalnya. Menurutnya, Lumintu bukan hanya memberikan peluang kerja, yang terpenting adalah mereka memiliki aktivitas untuk mengisi hari tua.

By : Darastri Latifah

Sumber: 
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/337807-dari-tangerang--barang-bekas-ini-mendunia
http://www.rudyhidayat.com/2013_02_02_archive.html