Haris Purnawan, pria lajang yang berusia 24 tahun, merasa
terusik nuraninya menakala melihat teman-teman dan pemuda di desanya yang
menganggur dan menjadi faktor penyebab tindakan dan perilaku negatif. Sementara
di sisi lain, Haris melihat potensi alam Desa Bejiharjo yang terletak di
pinggiran kota Wonosari. Desa Bejiharjo berada di sebelah timur kota Yogyakarta
dengan jarak sekitar 45 KM atau jika menggunakan kendaraan, mampu menghabiskan
waktiu sekitar 2 jam lamanya.
Haris sempat bekerja selama 3 tahun sebagai karyawan pabrik
di Jakarta, lalu dia terpikir dan meyakinkan dirinya untuk pulang dan membangun
desa tempat dia berasal. Bersama pemuda Karang Taruna di desanya, ia kemudian
menggagas wirawisata.
Aksinya dimulai pada Mei 2010 dengan mengajak para pemuda
desa bergabung dengan Karang Taruna untuk merencanakan pemanfaatan gua Pindul
sebagai obyek wisata. Bersama gabungan Karang Taruna tersebut, Haris
mengajarkan dan mengarahkan tentang sadar wisata, yaitu dengan melatih para
pemuda menjadi pemandu susur gua serta penanaman pengetahuan sejarah tentang
gua Pindul. Hasil kerja keras ini mampu mengundang rata-rata sekitar 500
pengunjung wisata gua Pindul setiap bulannya.
Usaha ini berdampak langsung dalam penyerapan tenaga kerja
yang mencapai 380 orang masyarakat sebagai karyawan, kesempatan membuka lapak
penjualan makanan, pemberdayaan PKK sebagai unit jasa konsumsi, pemberdayaan
kendaraan warga sebagai shuttle van/truck pengangkut wisatawan, pemberdayaan
rumah warga sebagai homestay, pemberdayaan kelompok seni budaya seperti
kerawitan, rebana, wayang sodo dan pentas wayang beber hingga hiburan electone
yang seluruhnya menjadi bukti pemberdayaan langsung masyarakat sekitar desa
tersebut. Jangkauan manfaat juga dirasakan masyarakat pada radius belasan
bahkan puluhan kilometer, di mana masyarakat menjadi jasa pengantar ke lokasi
wisata.
Hasil pendapatan wirawisata juga dikembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk fasilitas umum, seperti perbaikan dan pengaspalan
jalan, pemberian bantuan tunai Rp 50.000 setiap bulannya untuk 50 KK masyarakat
yang kurang mampu, serta pembangunan dan pengelolaan PAUD gratis bagi anak-anak
desa.
Tidak berhenti dengan wisata gua Pindul, Haris juga
memanfaatkan potensi sekitarnya menjadi wirawisata tambahan seperti river
tubing di kali Oya, caving di Gua Sioyot dan terakhir pada bulan Juli kemarin
membangun Omah Outbond sebagai kawasan terpadu. Kedepannya ia ingin menggali
potensi dari sisi budaya, misalnya saja mengangkat budaya asli dari dusun
Gelaran yakni Wayang Beber yang merupakan budaya tua peninggalan jaman
Majapahit.
Dengan visi mensejahterakan masyarakat di desanya, Haris telah berhasil
mengenalkan wisata alternatif di desanya. Jumlah pengunjung ke desanya setiap
tahun terus meningkat, hal ini jelas berdampak pada desanya yang semakin
berkembang lewat wirawisata.
Oleh : Darastri Latifah
1 comments:
a
Posting Komentar