Oscar Lawalata: Berdayakan Pengrajin Tenun Indonesia


Oscar Septianus Lawalata atau lebih dikenal dengan Oscar Lawalata lahir di Pekanbaru, Riau, 1 September 1977. Dia adalah anak pertama dari pasangan Ragnild Antoinette (lebih dikenal sebagai Reggy Lawalata) dan Alexander Polii. Saudara laki- lakinya, Mario Lawalata, dikenal sebagai pemain sinetron terkenal.
Berbekal bakat menggambar yang dimilikinya, Oscar mulai meniti mimpinya dengan bersekolah di Esmod, Jakarta. Program yang seharusnya tiga tahun, hanya dijalani separuhnya saja. Oscar berhenti sekolah saat terjadi krisis moneter pada tahun 1998. Uang yang sedianya untuk biaya sekolah di Esmod, digunakannya untuk membuka usaha sendiri. Meskipun belum menyelesaikan studinya jiwa wirausaha itu begitu kuat. Berawal dari persahabatannya dengan seorang model, Novie yang dikenalnya mengikuti lomba model di majalah remaja dulu ketika SMA. Bersamanya yang sudah dianggap sebagai kakak, Oscar memasuki dunia fasion dan mode di Indonesia.
Pada tahun 1999, Oscar mengikuti lomba desain di Singapura dimana menjadi ciri khasnya sekarang. Dia, kala itu, membuat rancangan yang terinspirasi dari baju Bodo, khas Sulawesi Selatan. Ia mengaku memang menyukai keindahan dan keunikan kultur Indonesia. Dia sukses membawa budaya dari Indonesia ke pentas dunia. Berkat rancangan yang unik membawanya menjadi pemenang ajang di Singapura. Oscar meraih juara kedua ASEAN Young Designer Contest, Singapura. Namanya kian melejit dan profil dirinya ditulis berbagai media cetak seperti Kompas.
Oscar juga berkonsentrasi pada pengembangan nasional tenun tekstil sebagai warisan budaya Indonesia, yang sekarang dikerjakannya sebagai koleksi dari labelnya Oscar Lawalata Couture. Oscar melakukan penelitian selama 10 tahun mengenai kain tenun Timor. Oscar menjalin kerjasama dengan para pengrajin tenun tradisional yang ada di berbagai daerah Indonesia. Para penghajin tenun yang biasanya mendapatkan bayaran yang kecil atas karya yang mereka buat. Melalui Oscar Lawalata, karya mereka bisa sampai ke dunia Internasional dengan bayaran yang sepadan.
Pada Februari 2009, Oscar meraih penghargaan International Young Creative Entrepreneur (IYCY) yang digelar British Council, dan berhak atas hadiah uang sebesar 7.500 Pounsterling. Kompetisi internasional yang digelar sejak tahun 2005 itu diikuti 115 perancang dari 47 negara di Asia, Afrika, Eropa Tengah, Timur Tengah dan Amerika Latin. Dalam ajang itu, ia berhasil menyingkirkan perancang dari Brazil, India, Polandia, Arab Saudi, Srilangka, Thailand, Tunia dan Vietnam. "Saya merasa senang bercampur sedih, haru, dan merupakan suatu kehomatan bagi dunia mode di Indonesia," ujar Oscar seperti dikutip dari situs surya.co.id.

By: Anis Soraya

Sumber : surya.co.idtokohindonesia.com, businessweek.com

gambar: http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/oscar-septianus-lawalata.html

0 comments:

Posting Komentar