Sri Wahyaningsih : Pendidikan masyarakat pedesaan

Lahir di Klaten, 19 Desember 1961. Wahya, lulusan Akademi Keuangan & Perbankan memulai pengalaman di dunia LSM sebagai tenaga organisator lapangan di LPM UKDW Yogyakarta, dengan pendampingan kelompok tunawisma sebagai salah satu program lapangannya. Di Indonesia, sistem pendidikan rancangan pemerintah yang terpusat di kota telah mengasingkan para siswa yang tinggal di daerah pedesaan.
Kurikulum yang diterapkan yang sering tidak dapat diperoleh di daerah pedesaan, semakin mempertinggi nilai masyarakat dan kehidupan urban dimata mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Hal ini menyebabkan nilai-nilai yang mereka pegang teguh jatuh. Wahya melihat fenomena semacam ini di desanya, desa Lawen, Banjarnegara, di Jawa Tengah. Ia kemudian memperkenalkan suatu metoda pendidikan yang sangat berbeda dan bersifat partisipatif dengan menggabungkan ilmu membaca dengan pertistiwa-peristiwa terkini, keahlian, ilmu pengetahuan, dan seni.
Tahun 1988 Wahya ikut mendirikan Sanggar Anak Alam (SALAM) dengan basis kegiatan di desa Lawen, Banjarnegara. SALAM adalah salah satu media Wahya dalam mengimplementasi konsep ‘desa’ dan ‘alam semesta’ sebagai media belajar sekaligus sekolahan, dengan kelompok perempuan sebagai pelaku penting bagi pendidikan anak-anak.. Semua bahan pengajarannya berasal dari masalah-masalah dan situasi-situasi nyata ketika berhadapan dengan masyarakat; metode yang digunakannya dalam hal ini tidak hanya relevan melainkan juga menyenangkan. Para siswanya bekerjasama satu sama lain serta dengan para pengajar sukarela mereka. Proyek-proyek kelompok seperti pengembangbiakkan kelinci atau ternak mampu menciptakan penghasilan bagi para siswa sekolah tersebut dan meningkatkan rasa percaya diri mereka sehingga membuat mereka merasa betah dan dihargai oleh masyarakatnya dan memberi sumbangan pada peningkatan ekonomi desanya. Wahya, sebagai ketua RT 04 di kampung Lawen, mengembangkan Koperasi Karya Aji Nastiti yang bergerak di bidang simpan-pinjam. Dengan beranggotakan 60 orang yang 90% anggotanya adalah perempuan, Wahya mengembangkan pelatihan kompos organik yang bekerjasama dengan Yayasan Dian Desa (Yogyakarta). Dengan program ini diharapkan adanya peningkatan kualitas kebersihan lingkungan dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat desa.

Edited by Lina Lisnawati

Gambar: http://www.tupperware.co.id/SheCan/Default.aspx?page=detailAlbum&album=335

0 comments:

Posting Komentar