Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial

PEMUDA INDONESIA DAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Muliadi Palesangi, SE.,MBA
Universitas Katolik Parahyangan
Jln. Ciumbuleuit No.94 Bandung 40141
adipalesangi@gmail.com


1. PENDAHULUAN 
Masalah sosial utama yang terjadi di Indonesia antara lain: pengangguran, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan. Kondisi  tersebut  tentunya  akan mengganggu pembangunan dan stabilitas nasional. Oleh karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah suatu  solusi  nyata yang dapat membantu mengatasi permasalahan di atas. Salah satu solusi tersebut adalah dengan meningkatkan semangat kewirausahaan  pada  setiap individu yang ada di masyarakat, terutama pemuda sebagai tulang punggung  bangsa, diantaranya adalah melalui pengembangan kewirausahaan sosial. 

2. KONSEP KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas kewirausahaan sosial menegaskan bahwa  ada dua  hal kunci  dalam  kewirausahaan  sosial. Pertama, adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha (entrepreneurial), dan beretika di belakang gagasan inovatif tersebut. Hulgard (2010) merangkum definisi kewirausahaan sosial dengan lebih komprehensif: “Social entrepreneurship can be defined as "the creation of a social value that is produced in collaboration with people and organization from the civil society who are engaged in social innovations that usually imply an economic activity.
Definisi komprehensif di atas memberikan pemahaman bahwa kewirausahaan sosial terdiri dari empat elemen utama yakni social value, civil society, innovation, and economic activity.
  • Social  Value.  Ini  merupakan  elemen  paling  khas  dari  kewirausahaan  sosial yakni  menciptakan  manfaat  sosial  yang  nyata  bagi  masyarakat dan  lingkungan sekitar.
  • Civil  Society.  Kewirausahaan  sosial  pada  umumnya  berasal  dari  inisiatif dan partisipasi masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang ada di masyarakat.
  • Innovation. Kewirausahaan sosial memecahkan masalah sosial dengan cara-cara inovatif antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial. 
  • Economic Activity. Kewirausahaan sosial yang berhasil pada umumnya dengan menyeimbangkan antara   antara  aktivitas  sosial  dan  aktivitas  bisnis.  Aktivitas bisnis/ekonomi dikembangkan untuk menjamin kemandirian dan keberlanjutan misi sosial organisasi.

3. PEMUDA DAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Pada prinsipnya setiap orang bisa berperan sebagai pembawa perubahan, termasuk pemuda. Inisiatif pemuda dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam proses perubahan sosial. Pada bagian ini, penulis akan memaparkan profil singkat tiga wirausaha muda yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial yakni Goris Mustaqim (Asgar  Muda),  menciptakan  beragam  bisnis  berbasis komunitas di Garut. Elang Gumilang (Elang Group), menghadirkan Rumah Sehat Sederhana (RSS) untuk kalangan  berpenghasilan  rendah. Dan M. Bijaksana Junerosano (Generation Indonesia), memadukan bisnis dengan pelestarian lingkungan.
Hal yang menarik untuk dicermati dari ketiga profil di atas adalah adanya kesamaan dalam hal: mereka berusia muda (rata-rata 20 tahunan), berpendidikan tinggi, berjiwa wirausaha, kreatif dan inovatif, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 
Bangsa ini membutuhkan banyak pemuda seperti mereka, yang bisa memadukan antara aktivitas bisnis dan sosial. Perjalanan ketiga wirausaha muda ini tentunya masih panjang untuk  membuktikan diri sebagai wirausaha sosial yang sejati, namun inisiatif mereka perlu kita apresiasi secara khusus, karena mereka tidak sekadar mengembangkan bisnis tapi juga memecahkan persoalan sosial .

4. KEBERLANJUTAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Isu sustainability (keberlanjutan) secara finansial dan kelembagaan selalu menjadi tantangan terbesar bagi para wirausahawan sosial dalam mewujudkan misi sosial mereka. Pada bagian akhir ini, penulis akan mengeksplorasi dua bentuk kemitraan untuk mengembangkan kewirausahaan sosial di Indonesia yakni kemitraan dengan institusi publik dan kemitraan dengan korporasi seperti kemitraan dengan institusi publik dan kemitraan dengan koorporasi.

5. PENUTUP
Kewirausahaan sosial merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah sosial berupa pengangguran, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan. Momentum kewirausahaan sosial di Indonesia ditandai dengan hadirnya organisasi yang peduli dengan pengembangan kewirausahaan seperti Ashoka Indonesia dan Asosiasi Kewirausahaan Indonesia (AKSI). 
Pada prinsipnya setiap orang bisa berperan sebagai pembawa perubahan, termasuk pemuda. Inisiatif pemuda dalam hal kewirausahaan sosial dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Bangsa ini membutuhkan banyak inisiatif pemuda yang mampu memadukan aktivitas bisnis dan aktivitas sosial. Isu sustainability (keberlanjutan) secara finansial dan kelembagaan selalu menjadi tantangan terbesar bagi para wirausaha sosial. Ada dua alternatif kemitraan yang dapat dikembangkan oleh wirausaha sosial yakni kemitraan dengan institusi publik dan kemitraan dengan korporasi. Untuk mewujudkan bisnis sosial yang berkelanjutan memang membutuhkan jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak.

By : Danis Dea

Sumber : http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/article/viewFile/198/145 (Diakses Tanggal 19 November 2014, Pukul 10.48 wib)

0 comments:

Posting Komentar