Cobaan memang bisa datang kapan saja dan dari arah yang
tidak di duga-duga. Christien Ismuranty tidak pernah membayangkan bahwa disaat
kariernya sedang dipuncak, justru sang anak Kay yang baru berusia dua tahun
didiagnosa autism. Pada saat itu Christien merasa sangat terpukul, namun ia
sadar tidak boleh terlaru larut dalam depresinya. Akhirnya ia memutuskan untuk
berhenti dari pekerjaannya yang telah mapan dan fokus pada Kay yang disebutnya
“my prince of hope”.
Christien mulai fokus untuk mempelajari sesuatu yang baru
bagi dunianya, dunia autism. Anak
dengan austism sangat membutuhkan perhatian ekstra terutama dalam hal asupan
makanan. Jika mengkonsumsi makanan yang salah maka akan semakin memperburuk
keadaan anak tersebut. Gandum, tepung terigu, susu sapi, keju, yogurt, gula
pasir, bahan pengawet, dan margarin adalah beberapa bahan makanan yang harus
dihindari. Padahal seperti kita ketahui, bahan makanan tersebut rasanya sulit
terpisahkan dari makanan yang biasa ditemui di pasaran.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan-bahan tersebut akan membuat anak penyandang autisme menjadi hiperaktif,
emosional, susah fokus, sesak nafas, diare, atau sulit tidur. Oleh karena itu,
penyandang autism biasanya harus menjalani diet gluten (protein pada gandum)
dan casein (protein pada susu sapi). Yang menjadi masalah adalah, makanan yang
bebas gluten dan casein tidak mudah didapat, terkadang harus impor sehingga
harganya mahal. Apalagi ditambah kecenderungan penyandang autism yang senang
pilih-pilih makanan.
Christien sebagai orangtua Kay mulai
memikirkan bagaimana menyiapkan menu yang tidak hanya disukai anaknya, namun
tentu juga dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Akhirnya Christien turun ke dapur
dan mulai bereksperimen dengan bahan-bahan makanan untuk menciptakan aneka
makanan pokok maupun snack khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Ia
menggunakan tepung dan pati dari umbi-umbian seperti garut (arrowroot),
ubi, singkong, ganyong, kimpul (talas-talasan), dan uwi.
Snack
yang dibuat Christien ternyata cukup berpengaruh positif terhadap tumbuh
kembang Kay anaknya. Setelah menyadari
pentingnya menyediakan menu makanan yang bervariasi untuk special kids,
pada tahun 2010 Christien memberanikan diri untuk mengembangkan bisnis toko
makanan sehat untuk individu berkebutuhan khusus, yang diberinya nama Kainara.
Christien tidak pernah menyesal saat
ia keluar dari pekerjaannya dulu, ia justru merasa lebih bahagia saat ini
dengan mendedikasikan hidupnya untuk Kay dan membantu orangtua para penyandang
autisme yang lain.
By ; Darastri Latifah
Sumber : http://female.kompas.com/read/2012/04/19/18392057/Christien.Ismuranty.Menyatukan.Dua.Passion
0 comments:
Posting Komentar