Masril Koto : LKMA Prima Tani

Masril Koto
Masril Koto adalah social entrepreneur yang membidani kelahiran Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani di Sumetera Barat. Awalnya, Masril ingin membantu para petani untuk lebih memproduktifkan lahan pertaniannya. Kini, LKMA Prima Tani sudah memiliki 500 unit yang tersebar di Sumatera Barat. Masril Koto menuturkan lika-liku pembentukan LKMA Prima Tani kepada Radito Wicaksono dari SWA. 
Saat itu banyak petani di Baso yang beralih untuk bertanam ubi jalar, karena ubi jalar lebih mudah ketimbang pisang dan jahe. Ubi jalar yang dihasilkan di kampung kami itupun ternyata cukup baik. Pemerintah pun melihat hal tersebut dan lantas memberikan pelatihan kepada para petani di kampung kami bagaimana cara menanam ubi jalar.
Ketika sedang bertani tersebut, Masril sering bertemu dan berkomunikasi dengan petani-petani lainnya. Dari hasil diskusi tersebut,  terdapat keluhan-keluhan yang sama di antara petani-petani tersebut. Mereka selalu mengeluhkan permasalahan tentang modal. Mereka ingin memperluas kebun mereka dan meningkatkan hasil panen mereka, namun terkendala di urusan modal.
Masril mencoba membantu membuat koperasi, namun ditolak mereka karena sebagian besar dari mereka sudah tidak percaya lagi dengan koperasi. Mereka menganggap koperasi hanya menguntungkan para pengurusnya saja. Hanya ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara saja yang akan mendapatkan keuntungan.
Masril terpikir untuk membangun sebuah bank khusus bagi petani. Alasannya karena banyak petani yang percaya dengan sistem bank, namun mereka tidak berani ke bank. Bagi mereka, bank hanya diperuntukan bagi orang-orang yang rapi saja. Ditambah lagi, mereka tidak ingin menemukan ketentuan-ketentuan yang rumit dari bank.
Dari sanalah  Masril bertekad untuk membuat bank. Langkah awal, berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya bagaimana cara untuk membuat bank. Masril  pergi ke berbagai macam bank yang ada di Sumatera Barat. Masril  datang ke berbagai macam seminar tentang perbankan. Padahal ketika itu saya tidak memiliki biaya yang banyak untuk mencari informasi mengenai perbankan ini. 
Pengalaman-pengalaman buruk sempat Masril temui. Mulai dari kondisi perjalanan ke kota yang cukup jauh dan sulit, kehabisan uang, kena tilang, hingga dibohongi oleh pihak dari salah satu bank. Namun, semua terbayarkan ketika Masril bertemu dengan orang dari Bank Indonesia di sebuah seminar yang diadakan oleh Bank Indonesia. Selain itu, ada Pak Joni dari Dinas Pertanian Sumatera Barat yang turut membantu untuk membentuk sebuah bank tani. Dari situlah akhirnya terbentuk sebuah lembaga keuangan bagi para petani di kampung kami.
Semua pihak mencoba mengembangkan lembaga keuangan ini. Hingga akhirnya keluarlah sistem saham di lembaga keuangan kami tersebut. Bahkan, ketika awal, banyak saham yang terjual, hingga menyentuh angka Rp 15.000.000. Ketika itu harga saham per lembarnya adalah Rp 100.000. Meski begitu, ada beberapa petani yang membeli saham tersebut dengan cara menyicil. Hingga lama-kelamaan, secara resmi lembaga keuangan ini berdiri.

Edited by Lina Lisnawati

Sumber : http://swa.co.id/entrepreneur/masril-koto-membangun-jaringan-lembaga-keuangan-mikro-di-sumatera-barat
Gambar : www.satuislam.org

0 comments:

Posting Komentar