Review Social Entrepreneur: Nadya Saib “Wangsa Jelita”

Nadya Saib
Biografi
Nadya Fadila Saib adalah CEO Wangsa Jelita, produsen sabun natural dari Bandung, yaitu sabun padat dengan bahan dari alam. Sejak SMA,  dara kelahiran 16 Maret 1987 di Balikpapan ini memang sudah tertarik pada bidang kecantikan. Keinginan ini terus ada sampai ia kuliah di jurusan farmasi, Institut Teknologi Bandung. Untuk tugas akhirnya, Nadya membuat obat jerawat. Saat itu, tercetuslah niat untuk membangun usaha dengan memproduksi obat jerawat.
Ia lalu  mengajak dua temannya, Fitria dan Amirah, untuk bergabung membuka usaha. Mereka memilih sabun natural karena produk sabun berbahan alami masih belum terlalu banyak. Artinya, pasarnya masih sangat terbuka. Selain itu, sabun sudah merupakan kebutuhan manusia sehari-hari, sehingga akan selalu dicari. Mereka mengawali usaha dengan penelitian untuk menemukan formula yang pas, pada tahun 2008.
Berbeda dengan sabun biasa, sabun natural tidak mengandung deterjen, dan tidak menyebabkan kulit kering. Sebaliknya, bisa melembutkan kulit. Selain itu, busa yang dihasikan tidak merusak lingkungan.
Setelah beberapa kali melakukan uji coba, mereka berhasil membuat sabun natural yang mereka sebut sapo, dengan bahan 100 persen minyak zaitun. Untuk tes pasar, hasilnya mereka bagikan kepada teman-teman. Masukan dari teman-teman ini sangat beragam. Ada yang mengatakan, sabun tersebut memang lembut tapi terlalu lembek dan ada juga yang mengatakan, busanya tidak ada dan kurang wangi, 
Nadya dan kedua rekanannya kembali mengadakan penelitian sampai akhirnya menemukan formula yang pas. Komposisinya tetap memakai minyak zaitun, karena memang paling bagus untuk sabun natural. Hanya saja mereka mengombinasikannya dengan minyak kelapa agar hasilnya tidak terlalu lembek. Sabun yang bahannya minyak zaitun mereka beri nama sabun kastil. Selanjutnya, mereka membuat beberapa variasi lagi.

Modal usaha
  • Tahun 2009 mengajukan konsep bisnis ke ITB dengan adanya PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), kemudian Nadya memenangkan program ini, dan mendapatkan dana untuk modal usaha.
  • Distribusi produk diawali dari orang-orang terdekat, kemudian disebarkan ke banyak orang. Sekarang Wangsa Jelita memiliki sekitar 20 tenaga reseller, dan bekerja sama dengan beberapa salon di Bandung untuk memasarkan produk.
  • Nadya mendapat salah satu penghargaan International Young Creative Entrepreneur (IYCE) 2010 dari British Council. Sebagai hadiahnya, Nadya menerima bantuan modal sebesar Rp 100 juta untuk mengembangkan usaha. Bantuan ini digunakannya untuk pelatihan petani, persiapan pemasaran, juga operasional.
Misi Sosial : Pemberdayaan petani melalui ekonomi kreatif.

Mengenali kemudian mengembangkan :
  • Berasal dari hobi
  • Memulai dengan tiga formula sabun yang kemudian berkembang karena respons pasar yang bagus. 
  • Wangsa jelita membangun jaringan yang bermanfaat bagi pengembangan komunitas petani mawar
  • Adanya bahan baku alami seperti bunga mawar yang dapat digunakan sebagai bahan utama yang murah dan ramah lingkungan
  • Wangsa jelita mendapatkan dana bantuan dari bank swasta yang itu dimanfaatkan sebagai peluang untuk membeli lahan tambahan untuk meningkatkan produksi mawar.
Proses Inovasi dan Adaptasi :
  1. Mengembangkan sistem reseller, ia mencari agen-agen berkualitas yang bisa menjelaskan manfaat dan kualitas produk yang ditawarkan. Dengan sistem inilah bisnisnya semakin maju dan berkembang.
  2. Nadya tidak memiliki latar belakang pebisnis, namun ia belajar dari pengalaman dan kegagalan yang dialaminya. Sehingga ia bisa memodifikasi bisnisnya sedemikian rupa untuk bisa menjadi lebih baik lagi. 
  3. Nadya dan teman-temannya memilih suatu produk yang selalu digunakan manusia untuk jangka panjang, kemudian mengambil pilihan untuk menginovasi produk sehingga zat-zat yang tidak dibutuhkan kulit tidak terkandung dalam sabun tersebut, karena itulah produknya benar-benar natural.
  4. Produk selalu dikemas untuk menjadi lebih baik lagi, yang digambarkan melalui penambahan varian/aroma, kemasan yang menarik, penambahan unsur seni pada sabun dengan mengubah bentuk sabun agar lebih artistik.
  5. Nadya melibatkan dirinya pada setiap kesempatan yang ia anggap berharga seperti ajang-ajang kompetisi para wirausaha baik tingkat nasional maupun internasional, sehingga ia banyak belajar dari apa yang telah dilakukan wirausaha atau wirausaha sosial lain yang telah berhasil.
Tidak tergantung pada resources yang ada :
Wangsa jelita dalam pembuatan produknya sabun bunga mawar sepenuhnya dibuat manual oleh tangan manusia dengan memberdayakan petani mawar dan masyarakat desa yang sebelumnya telah diberikan pelatihan. Untuk bahan baku mengambil dari bunga mawar tanpa menggunakan zat kimia sehingga menghasilkan produk kecantikan alami bermutu tinggi, dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan.

Akuntabilitas :
Social-entepreneur -> mempekerjakan petani mawar setempat dan membeli mawar kualitas B dan C yang biasanya tak bernilai jual. Mawar kualitas b dan c bukan kualitas rendah, melainkan panjang tangkai mawar. selain memberdayakan mawar 'tak bernilai' ia juga melakukan CSR dengan memberdayakan perempuan dan anak" untuk diberi pelatihan dan pendidikan.

Cara pemecahan masalah :
Bunga mawar dikategorikan menjadi 3 grup, grup A dijual Rp 40,000 per paket, grup B dan C masing-masing Rp 25.000 dan Rp 15.000. Wangsa Jelita berusaha menggunakan mawar grup B dan C untuk menjadi sabun alami. Wanita-wanita di desa diajarkan cara membuat sabun dari bunga mawar. Bimbingan teknis dan untuk penjualan produk juga diberikan. Proses pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis sehingga petani mawar dapat belajar dan dapat mengembangkan usaha sosial mereka sendiri di masa depan. 

Dampak sejauh ini :
  1. Petani mawar kini mempunyai pasar alternatif untuk hasil panen sehingga memiliki bargaining power yang lebih tinggi di hadapan para makelar.
  2. Masyarakat memperoleh keterampilan tambahan dalam produksi nilai tambah (terutama produksi sabun alami), pengelolaan keuangan dan penjualan.
  3. Wangsa Jelita berhasil membangun jaringan yang bermanfaat bagi pengembangan komunitas petani mawar, memperoleh dana bantuan dari bank swasta dan membeli lahan tambahan untuk meningkatkan produksi mawar.
  4. Proyek ini terpilih dalam kompetisi PBB “Project Inspire: 5 Minutes to Change the World” sebagai satu-satunya delegasi yang mewakili Indonesia.
Visi ke depan :
  • Komunitas petani dapat mengembangkan usaha mereka sendiri.
  • Komunitas petani dapat memperoleh jaringan marketing yang dapat mendukung kemandirian mereka.
  • Wangsa Jelita dapat dikenal luas karena memproses bahan alam menjadi produk kecantikan alami bermutu tinggi, juga sebagai social enterprise yang ramah lingkungan dan bekerjasama dengan komunitas petani lokal.
  • Wangsa Jelita dapat bersaing dengan merk global seperti The Body Shop.
Tantangan yang dihadapi & kebutuhan :
  1. Riset yang lebih lanjut untuk kemudian diterapkan di masyarakat, sehingga dibutuhkan hubungan yang baik dengan universitas dan institusi terkait. Produk juga perlu divariasikan, sehingga memungkinkan untuk bekerja dengan lebih banyak komunitas.
  2. Orang yang mau memberikan dampak positif dan menggunakan bakat dan minat mereka untuk niat yang baik.
  3. Sistem yang bisa mempertahankan kelangsungan bisnis sosial. Diperlukan global network, untuk belajar dari berbagai contoh dari negara lain, juga untuk mengembangkan pasar.
Prestasi Nadya Saib :
1. ASEAN youth day meeting sept 2012
2. co-founder wangsa jelita 
3. perempuan inspiratif nova 2011
4. CEC Award 2010 Kategori Pemula
5. International Young Creative Entrepreneur (IYCE) 2010 dari British Council

By : Resti Fauziah

Gambar : http://about.me/nadyasaib

0 comments:

Posting Komentar