Perjalanan Usaha Nadya Saib

Berangkat dari hobi, Nadya Saib mengembangkan bisnis sabun natural bersama kedua temannya, Fitria Muftizal dan Amirah Alkaff. Lewat merek Wangsa Jelita, mereka memulai dengan tiga formula sabun yang kemudian berkembang karena respons pasar yang bagus. Awalnya, Nadya menggeber pemasaran melalui lingkup keluarga dan jaringan pertemanan. “Dari sana, kami mengenal istilah reseller karena kami membutuhkan orang yang bisa menceritakan mengapa sabun natural yang kami hasilkan memiliki nilai tambah dibanding sabun lainnya,” tutur dara kelahiran Balikpapan 16 Maret 1987. Dengan tagline “Natural Beauty with Social Impact” inilah yang membuat produk dari Wangsa Jelita berbeda. Setiap mereka yang membeli produk dari Wangsa jelita ini berarti turut membantu kesejahteraan petani mawar.
Diakui Nadya, menjadi seorang entrepreneur itu susah-susah senang, ia pernah menjalankan bisnis lain dan mengalami kebangkrutan dalam kurun waktu satu tahun. Namun ia menjadikan kegagalannya sebagai pelajaran untuk wangsa jelita bisa lebih baik lagi. Karena menurutnya, di dalam dunia wirausaha itu tidak ada yang benar ataupun salah, hanya ada yang baik atau lebih baik, dan semuanya itu diwujudkan melalui keyakinan yang dimiliki dari hati. Sejak SMA, ia sudah memiliki mimpi untuk menjadi seorang wirausaha yang bergerak di bidang kosmetik. Kemudian akhirnya sesuai dengan minatnya dan kesenangannya, dalam perjalanan usaha wangsa jelita ini banyak pintu-pintu yang terbuka yang dijadikan kesempatan olehnya.   
Tahun 2009, Nadya mengajukan konsep bisnis ke ITB. Kebetulan, waktu itu ada PMW (Program Mahasiswa Wirausaha). Siapa yang programnya bagus akan diberi modal usaha. Nadya memenangkan program ini, dan mendapatkan dana untuk modal usaha. Sejak itu ia membawa bendera Wangsa Jelita, dan menempati posisi sebagai direktur utama. 
Distribusi produk diawali dari orang-orang terdekat, yang kemudian membantu menyebarkan ke banyak orang. Sekarang Wangsa Jelita memiliki sekitar 20 tenaga reseller, dan selain itu bekerja sama dengan beberapa salon di Bandung untuk memasarkan produk.
Sejak memenangi Community Entrepreneur Challenge yang diadakan oleh British Council pada 2010, Wangsa Jelita lebih fokus bekerja sama dengan kelompok petani mawar dalam menghasilkan sabun natural dari bunga mawar.
Dengan dukungan British Council dan bantuan dari Arthur Guinness Fund, Nadya dan tim Wangsa Jelita memberikan pelatihan untuk komunitas petani mawar di Lembang. Mereka merintis perdagangan yang adil bagi petani mawar. “Kami berharap mereka bisa menjalankan bisnis mereka sendiri di masa mendatang,” ucap Nadya yang pernah mengikuti dan terpilih dalam Project Inspire: 5 Minutes to Change the World, kompetisi yang diselenggarakan oleh UN Women dan MasterCard dalam pemberdayaan wanita. Wangsa Jelita sebagai satu-satunya delegasi yang mewakili Indonesia.
Diakui Sarjana Farmasi dari ITB ini, belakangan banyak permintaan untuk membuat souvenir berupa sabun natural. Bekerja sama dengan perajin lokal, Wangsa Jelita pun menyiapkan kemasan sesuai dengan keinginan pelanggan.
“Dibanding dulu, sekarang penjualan meningkat hingga lima kali lipat, bahkan permintaan melebihi kapasitas produksi kami,” ungkap Nadya yang menjadi delegasi Indonesia pada Asia Youth Summit yang diselenggarakan oleh Global Changemakers - British Council 2011.

Proses Inovasi dan Adaptasi
Nadya mulai membuka usahanya sejak tahun 2008, kemudian penjualan produknya baru dimulai pada tahun 2009.
Ada banyak proses inovasi dan adaptasi yang nadya dan kedua temannya jalani selama menjalankan usahanya, diantaranya:
  1. Mengembangkan sistem reseller, ia mencari agen-agen berkualitas yang bisa menjelaskan manfaat dan kualitas produk yang ditawarkan. Dengan sistem inilah bisnisnya semakin maju dan berkembang.
  2. Nadya tidak memiliki latar belakang pebisnis, namun ia belajar dari pengalaman dan kegagalan yang dialaminya. Sehingga ia bisa memodifikasi bisnisnya sedemikian rupa untuk bisa menjadi lebih baik lagi. 
  3. Nadya dan teman-temannya memilih suatu produk yang selalu digunakan manusia untuk jangka panjang, kemudian mengambil pilihan untuk menginovasi produk sehingga zat-zat yang tidak dibutuhkan kulit tidak terkandung dalam sabun tersebut, karena itulah produknya benar-benar natural.
  4. Produk selalu dikemas untuk menjadi lebih baik lagi, yang digambarkan melalui penambahan varian/aroma, kemasan yang menarik, penambahan unsur seni pada sabun dengan mengubah bentuk sabun agar lebih artistik.
  5. Nadya melibatkan dirinya pada setiap kesempatan yang ia anggap berharga seperti ajang-ajang kompetisi para wirausaha baik tingkat nasional maupun internasional, sehingga ia banyak belajar dari apa yang telah dilakukan wirausaha atau wirausaha sosial lain yang telah berhasil.
By : Resti Fauziah 

0 comments:

Posting Komentar